Belajar
dan mengajar itulah proses yang dilakukan dalam dunia pendidikan. Hal ini bisa
diuraikan menjadi 2 aspek:
1.
Belajar
Berarti hal ini ditujukan untuk kepada siswa. Karena subjek
yang melakukan belajar adalah siswa/murid/mahasiswa. Belajar memang kegiatan
yang dilakukan tanpa mengenal tepat, orang, ataupun waktu. Maka ada istilah
belajar bisa dimana saja, oleh siapa saja, dan kapan saja. Jadi belajar
sebenarnya tidak bisa diartikan secara sempit hanya untuk murid atau siswa atau
mahasiswa saja.
2.
Mengajar
Berarti kata ‘mengajar’ mengarah kepada sosok pengajar,
yaitu guru/dosen. Orang yang dipercaya untuk bisa ‘memberi pelajaran’ kepada
muridnya, membagikan ilmu yang didapat kepada anak didiknya. Inilah tugas mulia
dari para pengajar, yang harus diakui bahwa ini tidaklah mudah.
A.
Pengertian
belajar kreatif
Kreativitas belajar terdiri dari dua kata yaitu kreativitas
dan belajar, dalam pengertian kreativitas beberapa ahli berpendapat dengan
berdasarkan latar belakang dan kebudayaan yang berbeda-beda,diantaranya sebagai
berikut : James R. Evans mendefinisikan kreativitas sebagai ketrampilan untuk
menentukan pertalian baru, melihat subyek dari perspektif baru dan membentuk
kombinasi-kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang telah tercetak dalam
pikiran.
1.
Kreativitas memerlukan adanya modal,
yaitu konsep dalam pikiran untuk dilahirkan kembali dalam bentuk yang berbeda.
Dalam pemecahan masalah, dia tidak harus mencari jawaban baru tetapi dia hanya
perlu menggali informasi-informasi dalam pikirannya untuk dikaitkan dan
dituangkan dalam bentuk solusi terhadap problem tersebut. Sedangkan Rogers
menekankan bahwa sumber dari kreativitas adalah kecenderungan untuk
mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang, dan
menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan mengaktifkan semua
kemampuan organisme.
2.
Kreativitas dapat dinilai ketika hal
tersebut tertuang dalam suatu tindakan nyata, ketika pemikiran baru belum
dituangkan, maka itu adalah proses menuju kreativitas. Jadi, kreativitas
tetaplah berpusat di otak manusia, kreativitas terjadi karena keseluruhan
bagian otak bekerja secara bersamaan, terpadu pada satu waktu tertentu dengan
tetap melakukan spesialisasi masing-masing, otak dengan sigap menanggapi setiap
informasi yang masuk. Kadar pengelolaan otak akan sangat menentukan tingkat
kreativitas seseorang, karena itu otak harus dilatih, tidak hanya dengan
makanan bergizi tapi dengan latihan berfikir yang terus-menerus.
3.
Untuk dapatmelahirkan kreativitas,
seseorang harus dapat memanfaatkan kedua sifat otak (kiri dan
-pengerian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
4.
kreativitas kanan). Otak kiri yang
bersifat logika, berurutan, lisan, pertambahan, dan dominan. Sedangkan otak
kanan bersifat emosi, lompatan, visual, menyeluruh, dan tersembunyi.
Akhir-akhir ini, istilah otak kanan telah digunakan sebagai cara popular untuk
menyatakan kreatif, artistik, dan rapi. Kreativitas muncul dari interaksi yang
luar biasa antara kedua otak.Kreativitas adalah suatu ketrampilan.
5.
Dikarenakan kreativitas merupakan
hasil sebuah latihan maka harus diupayakan secara terus- menerus agar tidak
menjadi lumpuh.
6.
Artinya, siapa saja yang berniat
untuk menjadi kreatif dan ia mau melakukan latihan-latihan yang benar, maka ia
akan menjadi kreatif.
Dari pengertianadalah hasil sebuah latihan yang unik,
berbeda, dan lebih baik serta bermanfaat. Sedangkan belajar diartikan sebagai
suatu proses usaha yangdilakukan individu untuk memperoleh tingkah laku baru
secarakeseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksidengan lingkungan.
Belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan persepsi
dan tingkah laku, termasuk juga perubahan perilaku. Lingkungan belajar
merupakan faktor penting dalam pendidikan, yaitu guru dan orang tua yang dapat
membantu dalam prose belajar, yang akan dapat membentuk lingkungan
pembelajaran. Jadi, kreativitas belajar adalah suatu keterampilan yang
dihasilkandari sebuah latihan- latihan (proses pembelajaran) yang diupayakan
terus menerus agar tidak menjadi lumpuh.
B.
Liputan proses belajar kreatif
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru yang
professional dalam menyusun program pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar yaitu:
- Menciptakan lingkungan di dalam kelas yang merangsang belajar kreatif
·
Memberikan Pemanasan
Sebelum memulai dengan kegiatan yang menuntut prilaku
kreatif siswa sesuai dengan rencana pelajaran lebih dahulu diusahakan sikap
menerima (reseptif) di Kalangan siswa, terutama berlaku apabila siswa
sebelumnya baru saja terlibat dalam suatu penguasaan yang berstruktur,
mengerjakan soal fiqih, tugas atau kegiatan, bertujuan meningkatkan pemikiran
kreatif menuntut sikap belajar yang berbeda lebih terbuka dan tertantang
berperanserta secara aktif dengan memberikan gagasan-gagasan sebanyak mungkin
untuk itu diberikan pemanasan yang dapat tercapai dengan memberikan
pertanyaan pertanyaan terbuka dengan menimbulkan minat dan rasa ingin tahu
siswa.
·
Pengaturan Fisik
Membagi siswa dalam kelompok untuk mengadakan diskusi
kelompok.
·
Kesibukan Dalam Kelak
kegiatan belajar secara kreatif sering menuntut lebih banyak
kegiatan fisik, dan diskusi antara siswa oleh karena itu guru hendaknya agak
tenggang rasa dan luwes dalam menuntut ketenangan dan sebagai siswa tetap duduk
pada tempatnya. Guru harus dapat membedakan kesibukan yang asyik sert
suara-suara yang produktif yang menunjukkan bahwa siswa bersibuk diri secara
kreatif.
·
Guru sebagai Fasilitator
Guru dan anak yang berbakat lebih berperan sebagai
fasilitator dari pada sebagai pengarah yangmenentukan segalagalanya baigsiswa.
Sebagai fasilitator gurumendorong siswa (memotivator) untuk menggabungkan
inisiatif dalam menjajaki tugas-tugas baru. Guru harus terbuka menerima gagasa
dari semua siswa dan gur harus dapat menghilangkan ketakutan, kecemasan siswa
yang dapt menghambat dan pemecahan masalah secara keatif (Munandar, 1992 :
78-81).
- Mengajukan dan mengundang pertanyaan
Dalam proses belajar mengjar, diperlukan keterampilan guru
baik dalam mengajukan pertanyaan kepada siswa maupun dalam mengundang siswa
untuk bertanya.
·
Tehnik Bertanya
Pertanyaan yang merangsang pemikiran kreatif adalah
pertanyaan semacam divergen atau terbuka. Pertanyaan semacam ini membantu siswa
mengembangkan keterampilan mengumpulkan fakta, merumuskan hipotesis, dan menguji
atau menilai informasi mereka.
Dengan mengajukan pertanyaan, guru memperoleh informasi yang
berharga dan berguna untuk :
ü
Menimbulkan minat dan motivasi siswa
untuk berperan serta aktif.
ü
Menilai persiapansiswa ddan sejauh
mana siswa telah menguasai bahan yang diberikan sebelumnya.
ü
Mengulang kembali dan meringkas apa
yang telah diajarkan.
ü
Membantu siswa melihat
hubungan-hubungan baru.
ü
Merangsang pemikiran kritis dan
pengembangan sikap bertanya
ü
Merangsang siswa untuk mencari
sendiri pengetahuan tambahan
ü
Menilai pencapaian tujuan dan
sasaran belajar (Munandar, 1999 : 84)
·
Metode Diskusi
Dalammetode dikusi, peran guru dangat menentukan
keberhasilan, guru berperan sebagai pasilitator yang mengenalkan masalah kepada
siwa dan memberikan informasi seperlunya yang mereka butuhkan unutk membahas
masalah. Guru memang diperlukan misalnya jika timbul kemacetan dalam diskusi
atau untuk menghindari kesalahan yang tersembunyi agar siswa tidak terlalu
menyimpang dari arah yang dituju.
·
Metode Inquiri-Discovery
Pendekatan inquiry (pengajuan pertanyaan, penyelidikan) dan
discovery (penemuan) dalam belajar penting dalam proses pemecahan masalah. Ada
tiga tahap dalam proses pemecahan masalah melalui inquiry, pertama adanya
kesadaran bahwa ada masalah. Hal ini merupakan factor yang memotivasi siswa
untuk melanjutkan dengan merumuskan masalah (tahap kedua), pada tahap ini masalah
dirumuskan dan timbul gagasan-gagasan sebagai strategi kemungkinan pemecahan.
Melalui inquiry informasi mengenai masalah dihimpun. Tahap ketiga adalah mencari
atau menjajaki (searching). Pada tahap pertanyaan dan informasi
dihubungkan dengan perumusan hipotesis.
Keativitas berkaitan erat dengan proses perumusan hipotesis,
yaitu dalam mengajukan pertnayaan dan hipotesis dalam mneghubungakan fakta yang
diketahui dan asas-asas untuk mengembangkan strategi pemecahan, serta harus
memperinci dan merumuskan kebutuhan dalammencari informasi, jadi, semua proses
berfikir : kelancaran, keluwesan (fluksibilitas), orisinilitas, dan pemerincian
(elaborasi) temasuk dalam prosess pemecahan masalah melalui inquiry-discovery. Pokok-pokok yang harus dipenuhi oleh guru
dalam pengalaman belajar inquiry adalah
:
1.
Berilah pengalaman permulaan untuk
menarik minat siswa agar menanyakan mengenai suatu masalah, konsep, situasi
atau gagasan, antara laindenganpenggunaan media, bermain peran dan demonstrasi.
2.
Berilah siswa materi pelajaran dan situasi
yang memungkinkan penyelidikan (ekspolorasi)
3.
Sediakan sumber-sumber informasi
dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada di masyarakat.
4.
Sediakan peralatan untuk merangsang
siswa melakukan eksperimen (percobaan).
5.
Sediakan waktu untuk berdiskusi, bereksperimen,
mencoba-coba dan sebagainya.
6.
Berilah bimbingan dan perhargaan
terhadap pemecahan yang dapat diterima dan terhadap strategi pemecahan.
7.
Berilah dorongan dan penghargaan
terhadap pemecahan yang dapat diterima dan terhadap strategi pemecahan (Munandar,
1999 : 86).
·
Mengajukan pertanyaan yang menantang
(provokatif)
Salah satu cara untuk merangsang daya pikir kreatif adalah
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang (provokatif) antara lain
dengan menanyakan apa kemungkinan-kemungkinan akibat apabila suatu kejadian
yang telah terjadi, atau dengan menanyakan suatu kejadian yang telah terjadi,
atau dengan menanyakan kemungkinan-kemungnkinan akibat dari suatu situasi yang
memang belum pernah terjadi, tetapi siswa harus membayangkan apa saja kemungkinan-kemungnkinan
akibatnya andaikan kejadian atau situasi itu terjadi di sini.
- Memadukan perkembangan kognitif (berfikir), afektif (sikap) dan Psikomotorik (perasaan).
Dalam rangka membangun manusia seutuhnya perlu ada
keseimbanganaantara semua aspek perkembangan yaitu perkembangan mental
intelektual, perkembangan social, perkembanan emosi (kehidupan perasaan) dan
perkembangan moral.
a. Ciri-ciri kemampuan berfikir kreatif
(aptitude)
1.
Keterampilan berfikir lancar
2.
Keterampilan berfikir luwes
3.
Keterampilan berfikir orisinal
4.
Keterampilan memperinci
5.
Keterampilan menilai
b. Ciri-ciri efektif (nonaptitude)
1.
Rasa ingin tahu
2.
Bersifat imajinatif
3.
Merasa tergantung oleh kemajemukan
4.
Sifat berani mengambil resiko
5.
Sifat menghargai (Munandar, 1999 :
88-93).
- Menggabung pemikiran divergen dan pemikiran konvergen
Pemikiran konvergen yang menuntut siswa mencari jawaban
tunggal yang paling tepat berdasarkan informasi yang diberikan sudah tidak
asing bagi siswa-siswa sekolah dasar. Pemikiran divergen atau pemikiran kreatif
sebaiknya menuntut siswa mencari sebanyak mungkin jawaban terhadap suatu
persoalan.
- Menggabung proses berfikir dengan proses efektif
Contoh :
·
Berfikir lancar, gabung dengan rasa
ingin tahu siswa yang rasa ingi tahunya kuat akan dapat menghasilkan
gagasan-gagasan atau cara pemecahan masalah
·
Orisinalitas dalam berfikir akan
paling berhasil jika siswa tidak ragu-ragu dan berani mengamukakan pendapat
yang berbeda dari biasanya dikemukakan siswa-siswa lain.
Tehnik-tehnik relajar kreatif dijelaskan
sebagai berikut:
a)
Pemikiran dan perasaan terbuka
Cara yang paling sederhana untuk merangsang pemikiran
kreatif ialah dengan mengajukan pertanyaan yang memberikan kesempayan timbulnya
berbagai macam jawaban sebagai ungkapan pikiran dan perasaan serta dengan
membantu siswa mengajukan pertnayaan. Contoh-kegiatan pemikiran dan perasaaan
terbuka
1.
Menyelesaikan sesuatu yang telah
dimulai
2.
Mencari penggunaan baru dari benda
sehari-hari
3.
Meningkatkan atau memperbaiki suaut
produk atau benda (Munandar, 1999 : 100-1003).
b)
Sumbang Saran
Tehnik yang dikembangkan oleh Osborn
ini dapat diterapak unutk memecahkansuaut masalah dalam kelompok kecil (Sekitas
8-10 orang) dengan “menggali” gagasan-gagasan sebanyak mungkin dari anggota
kelompok. Hal-hal yang pelru diperhatikan meliputi :
1.
Kebebasan dalam memberikan
gagasan
2.
Penekanan pada kuantitas
3.
Kritik ditangguhkan
4.
Kombinsi dan peningkatan gagasan
5.
Mengulangi gagasan (Munandar, 1999 :
104).
c)
Daftar pertanyaan yang memacu
gagasan
Tehnik ini bertujuan melancarkan
arus pencetusan gagasan dalam pemecahan masalah seperti mengembangkan,
meningkatkan, dan memperbaiki suatu subyek atau situasi.dengan meninjau daftar
pertanyaan yang membantu melihat hubungan-hubungan baru.
d)
Menyimak sifat benda atau keadaan
Tehnik ini digunakan untuk mengubah
gagasan guna meningkatkan atau memperbaiki suatu subyek atau situasi.
Pertama-tama semua atribut (sifat) dari suatu subyek atau situasi dicatat,
kemudian masing-masing ciri ditinjau satu persatu untuk mempertimbangkan
kemungkinan mengubah atau memperbaiki obyek atau situasi tersebut.
e)
Hubungan yang dipaksakan
Tehnik lain untuk merangsang
gagasan-gagasan kreatif ialah dengan cara “memaksakan” suatu hubungan antara
objek atau situasi yangn dimasalahkan dengan unsure-unsur lain untuk
menimbulkan gagasan-gagsan baru. Maksud dari “memaksakan hubungan” ialah agar
kita dapat melepskan diri dari hubungan-hubungan yang lazim atau yang sudah
mejadi tradisi (kebiasan) untuk menjajaki kemungkinan-kemungkinan baru.
f)
Pendekatan Morfologis
Pada tehnik pendekatan atau analisis
morfologis kita berusaha memecahkan suatu masalah atau memperoleh ide-ide baru
dengan cara mengkaji dengan cermat bentuk struktur masalah. Langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut :
1.
Kita mulai dengan menentukan
komponen-komponen dasar dari masalah atau situasi
2.
Dari setiapkomponen kita tetapkan
sifatnya
3.
Dengan meninjau setiap kemungkinan
kombinasi, dari sifat-sifat setiap komponen kita mendapatkan gagasan baru
dan kombinasi baru (Munandar, 1999 : 109).
g)
Pemecahan masalah secara kreatif
parners, Noller
dan Biondi (1971) dalam Munandar (1999:110-111) menajukan suatu model pemecahan
masalah secara kreatif (PMK) meliputi:
1.
Tahap mengumpulkan fakta
2.
Tahap menemukan masalah
3.
Tahap menemukan gagasan
4.
Tahan mnemukan jawaban
5.
Tahap menemukan penerimaan
C. Mengapa belajar kreatif itu penting
Refinger (1980 : 9-13) dalam Conny
Semawan (1990:37-38) memberikan empat alasan mengapa belajar kreatif itu
penting.
1.
Belajar kreatif membantu anak
menjadi berhasil guna jika kita tidak bersama mereka. Belajar kreatif adalah
aspek penting dalam upaya kita membantu siswa agar mereka lebihmampu menangani
dan mengarahkan belajar bagi mereka sendiri.
2.
Belajar kreatif menciptakan
kemungkinan-kemungkinan untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak mampu kita
ramalkan yang timbul di masa depan.
3.
Belajar kreatif dapat menimbulkan
akibat yang besar dalam kehiduppan kita. Banyak pengalamankreatif yang lebih
dari pada sekedar hobi atau hiburan bagi kita. Kita makin menyadari bahwa
belajar kreatif dapat mempengaruhi, bahkan mengubah karir dan kehidupan pribadi
kita.
4.
Belajar kreatif dapat menimbulkan
kepuasan dan kesenangan yang besar.
D.
Tiga tingkat
belajar kreatif (model triffinger)
Dalam pembelajaran kretaif, terdapat
teknik-teknik tertentu yang penggunaanya harus disesuaikan dengan fungsi dan
tahap pembelajaran. Metode dan teknik kreatif berikut mengacu kepada model
pembelajaran kreatif dari Treffinger (1980) . Model pembelajaran kreatif oleh
Treffinger dikelompokkan menjadi tiga tingkat. Tingkat pertama, adalah
pengembangan fungsi pemikiran divergen. Tingkat kedua, adalah pengembangan
proses pemikiran dan perasaan yang majemuk. Tingkat ketiga, adalah keterlibatan
dalam tantangan nyata. Uraian dari masing tingkatan-tingkatan tesebut disajikan
sebagai berikut :
1.
Teknik-teknik kreatif tingkat pertama
Teknik pembelajaran kreatif tingkat pertama yang menekankan pada
fungsi-fungsi divergen in antara lain menggunakan teknik pemanasaan, pemikiran
dan perasaan terbuka, sumbang saran dan penangguhan kritik, daftar penulisan
gagasan, penyusunan sifat, dan hubungan yang dipaksakan. Metode pembelajaran
kreatif tingkat pertama
ini mempunyai beberapa ciri umum sebagai berikut:
ini mempunyai beberapa ciri umum sebagai berikut:
·
Pengahiran terbuka (oopen
endedess).kegiatan-kegiatan pada tingkat ini menghendaki ditemukanya sejumlah
kemungkinan jawaban. Bukan dikemukakanya sebuah jawaban yang benar.
·
Penerimaan banyak gagasan dan jawaban yang berbeda.
Konsekuensi dari bervariasinya jawaban yang diinginkan adalah ditemukanya
jawaban-jawaban yang bervariasi, yang kadang-kadang ada yang tidak lazim, aneh,
atau luar biasa. Terhadap yang demikian itu kita harus membina dan menghargai,
sebagimana kita menghargai gagsan yang wajar.
·
Gagasan-gagasan tingkat satu meminta kita untuk
menerima
pandangan yang baru dan melihat melebihi pemikiran biasa atau
pikiran yang terikat dengan kebiasaan kita.
pandangan yang baru dan melihat melebihi pemikiran biasa atau
pikiran yang terikat dengan kebiasaan kita.
·
Guru mencoba bertindak sebagai kamera yang
menangkap sebanyak
mungkin dalam setiap situasi.
mungkin dalam setiap situasi.
Beberapa teknik kreatif tingkat pertama seperti disebutkan diatas
diuraikan sebagai berikut:
diuraikan sebagai berikut:
1)
Pemanasan
Teknik pemanasan ini pada intinya merupakan kegiatan prabelajar yang
digunakan pada tahap awal pelajaran. Tahap pemanasan ini mengupayakan adanya
kondisi pelepasan pikiran pebelajar dengan cara pembebasan diri dari
peraturan-peraturan dan hukum-hukum berpikir yang berlaku. Pembelajar dikondisikan
untuk terbebas dari kebiasan menjawab dengan tepat, dari batasan-batasan waktu,
serta diarahkan untuk lebih banyak menghasilkan ide. Dengan kegiatan pemanasan
tersebut diharapkan pembelajar sudah masuk pada suasana pemikiran yang siap
untuk menelaah hal
dan masalah baru yang kan dipelajari pada tahapan pembelajaran
berikutnya.
dan masalah baru yang kan dipelajari pada tahapan pembelajaran
berikutnya.
2)
Pemikiran dan perasaan berahir terbuka
Teknik pemikiran dan perasaan berahir ini pada intinya ingin mengupayakan
agar pembelajar terdorong memunculkan perilaku divergen. Perilaku ini dapat
dirangsang dengan cara mengajukan pertayaan yang memungkinkan pembelajar
mengungkapkan segala peraaan dan pikiran sebagai jawaban. Adapun kegiatan
pemikiran dan perasaan pengakhiran terbuka (oopen-ended thoughtand feeling)
dapat dicontohkan sebagai berikut :
ü Andaikata Pertanyaan
ini dapat diungkapkan melalui pertanyaan tentang situasi yang tidak benar atau
sesuatu yang bertentangan dengan fakta. Contoh: andaikata pemberantasan korupsi
tidak bisa tuntas ditahun-tahun ini, apa yang bakal terjadi ditahun 2012 nanti?
ü Peningkatan suatu
produk. Pertanyaan ini dapat dikemukakan melalui pengungkapan pemikiran
pengembangan atau peningkatan terhadap suatu kondisi yang telah ada. Contoh:
bagaimana cara memperbaiki cara belajar
yang biasa dilakukan sekarang.
yang biasa dilakukan sekarang.
ü Permulaan yang
tidak selesai. Pertanyaan ini dapat dikemukakan dengan menyajikan suatu kondisi
yang belum selesai atau belum sempurna, untuk dipikirkan kemungkinan
penyelesaian atau penyempurnaanya. Contoh: penyelesaian sebuah kasus, cerita,
desain, rancangan dan
sebagainya.
sebagainya.
ü Pengguna baru dari
objek-objek umum. Pertanyaan ini dapat dikemukakan melalui penyajian suatu
benda atau hal untuk dipikirkan fungsi lainya dilain fungsi yang lazim. Contoh:
tali sepatu, kancing baju, kumis, dan lain sebagainya.
ü Alternatif judul. Pertanyaan
ini dapat dikemukakan melalui penyajian suatu stimulasi untuk dipikirkan judulnya
yang tepat. Contoh: kepada pembelajar ditunjukkan naskah sebuah cerita, dan
bisa lukisan atau gambar-gambar tentang sesuatu.
ü Membantu siswa atau
anak untuk mengajukan pertanyaan. Kegiatan ini dilakukan mengingat pada
biasanya siswa beranggapan bahwa gurulah yang banyak mengajukan pertanyaan
dalam konteks pembelajaran. Di sini siswa diberikan kesempatan banyak untuk
memikirkan banyak pertanyaan. Melalui strategi pemikiran dan perasan terbuka
ini diharapkan pembelajar akan
terangsang untuk meningkatkan rasa ingin tahunya, dan menguatkan minat untuk terlibat dalam aktivitas pembelajaran.
terangsang untuk meningkatkan rasa ingin tahunya, dan menguatkan minat untuk terlibat dalam aktivitas pembelajaran.
ü Sumbang Saran Teknik
sumbang saran (brainstorming) yang dikemukakakan oleh Osborn ini mengkondisikan
agar pembelajar lebih bersikap terbuka, lebih terbuka terhadap lingkungan, dan
produktif dalam melahirkan gagasan-gagasan. Agar teknik sumbang saran ni dapat
membuahkan hasil yang lebih baik, dalam pelaksanaanya perlu memperhatikan
aturan-aturan sebagai berikut:
i.
Kritik harus tepat waktu. Dalam kegiatan pemecahan
masalah dengan tehnik sumbang saran ada dua tahapan yang penting diperhatikan,
yaitu tahap pengungkapan gagasan, dan tahap penilaian dan kritik. Urutan tahapan
ini harus dilaksana akan secara disiplin, karena sering kali terjadi, begitu
seseorang/siswa tertentu melontarkan gagasanya, secepat itu muncul kritik dari
pihak lain. Ini tidak dibenarkan, karena kritik secara dini akan berakibat
mematikan ide, atau akan menghambat spontanitas pelahiran gagasan-gagasan baru.
Karena itu, kritik seharusnya dilakukan setelah acara keseluruhan pembelajar
telah menyampaikan ide atau gagasan-gagasanya.
ii.
Kebebasan dalam memberikan gagasan Sangat penting
untuk diketahui bahwa dalam teknik sumbang saran ini keutamaanya terletak pada
kuantitas ide, terlepas dari kualitasnya. Karena itu, pembelajar perlu
diberikan kesempatan sebanyak-banyaknya untuk mencetuskan ide-gagasanya secara murni
dan berani. Tentu akan terlahir gagasan dan ide yang beraneka ragam, yang
sifatnya ada yang wajar, ada yang tidak atau kurang wajar atau bahkan tidak
masuk akal sama sekali. Hal seperti itu tidak dipersoalkan, sebab dalam proses
akan terjadi rangsang-merangsang, artinya, dari ide yang aneh tadi akan
tertelaah oleh pihak lain yang dalam tingkat atau saat tertentu akan mengakibatkan
ide atau gagasan baru sebagai tindak lanjutnya.
iii.
Penekanan pada kuantitas. Hal terpenting dalam
teknik ini adalah banyaknya ide-gagasan
iv.
Kombinasi dan peningkatan gagasan. Berawal dari
banyaknya gagasan sebagai orientasi dalam teknik ini, ada peluang kemungkinan
untuk mengkombinasi gagasangagasan yang telah ada yang diperkirakan akan lahir
gagasan yang lebih bermutu.
v.
Penekanan pada kualitas. Diantara banyaknya
gagasan, diharapkan akan adanya gagasan yang lebih berkualitas.
vi.
Tidak perlu mempersoalkan adanya gagasan yang sama.
Hal
tersebut tidak dipersoalkan, mengingat bahwa adanya gagasan itu
akan lahir gagasan yang baru.
tersebut tidak dipersoalkan, mengingat bahwa adanya gagasan itu
akan lahir gagasan yang baru.
vii.
Daftar penulisan gagasan. Teknik daftar penulisan gagasan
ini mengkondisikan agarpembelajar menyalurkan kemampuanya untuk melihat
hubungan-hubunganbaru, memanipulasi informasi dan gagasan agar menghasilkan
gagasan-gagasan baru yang orisinil. Dasar pemikiran teknik ini ialah bahwa
melalui kombinasi dari unsur yang sebelumnya tidak ada hubungan,
gagasan-gagasan yang kreatif itu lahir. Karena itu, dalam teknik disiapkan
daftar kata kerja dan masalahnya, kemudian pembelajar diminta untuk menuliskan
gagasan-gagasan yang muncul sebagai hasil penghubungan dari kata kerja tersebut
dengan masalahnya. Penyusunan kata kerja menurut Osborn sebagai berikut:
§ Mengganti
(substitute): siapa dan apa yang dapat diganti (unsurunsur, bahan, atau
proses).
§ Mengkombinasi(combine):
mengkombinasikan tujuan-tujuan, ideide dan sebagainya.
§ Mengubah (modify):
Mengubah arti, warna, corak baru, suara, dan sebagainya.
§ Memperbesar
(magnify): menambahkan apa saja seperti: waktu, bentuk, kekeuatan, bahan, dan
sebagainya.
§ Memperkecil
(minify): apa saja yang dapat dikurangi seperti :
penden, lebih kecil, ringan, dan sebagainya.
penden, lebih kecil, ringan, dan sebagainya.
2.
kedua
§ Dalam teknik- Menyusun
kembali (rearrange): komponen yang saling dapat
menggantikan seperti: pola, tata letak, urutan, dan sebagainya.
Pada dasarnya, kata kerja tersebut dapat disusun sendiri dengan
menyesuaikan dengan konteks atau masalah yang relevan.
menggantikan seperti: pola, tata letak, urutan, dan sebagainya.
Pada dasarnya, kata kerja tersebut dapat disusun sendiri dengan
menyesuaikan dengan konteks atau masalah yang relevan.
viii.
Penyusunan sifat Seperti halnya teknik yang lain,
teknik penyusunan sifat ini memiliki ciri guna tersendiri, yaitu untuk
merangsang munculnya banyak gagasan dalam memecahkan atau menganalisis satu
objek. Langkah-langkah penting dalam teknik ini adalah pertama,
mengidentifikasi sifat atau ciri suatu objek atau masalah; kedua,
meninjau satu persatu dari setiap ciri atau sifat untuk dipertimbangkan kemungkinan perubahan yang bisa terjadi; ketiga, menampung adanya berbagai gagasan dengan melakukan pencatatan; keempat, melakukan penilaian terhadap setiap gagasan dengan catatan bahwa penilaian ini baru boleh dilakukan apabila pencacatan terhadap semua gagasan telah selesai.
Terdapat beberapa bidang atau masalah yang dapat didekati
dengan teknik penyusunan sifat ini antara lain:
mengidentifikasi sifat atau ciri suatu objek atau masalah; kedua,
meninjau satu persatu dari setiap ciri atau sifat untuk dipertimbangkan kemungkinan perubahan yang bisa terjadi; ketiga, menampung adanya berbagai gagasan dengan melakukan pencatatan; keempat, melakukan penilaian terhadap setiap gagasan dengan catatan bahwa penilaian ini baru boleh dilakukan apabila pencacatan terhadap semua gagasan telah selesai.
Terdapat beberapa bidang atau masalah yang dapat didekati
dengan teknik penyusunan sifat ini antara lain:
§ Perbandingan,
misalnya: membandingkan cara belajar siswa
perkotaan dan siswa pedesaan.
perkotaan dan siswa pedesaan.
§ Analisis peristiwa
atau pola-pola sejarah, misalnya: dampak
reformasi terhadap mutu pendidikan.
reformasi terhadap mutu pendidikan.
§ Menyadari nilai
dan memperjelas perasaan, misalnya:
mempelajari ciri-ciri orang jujur, bahagia, penjahat, pengecut dan sebagainya.
mempelajari ciri-ciri orang jujur, bahagia, penjahat, pengecut dan sebagainya.
§ Menentukan
kriteria penilaian, misalnya: ciri-ciri karya ilmiah, karangan, novel, dan
sebagainya
§ Hubungan yang
dipaksakan
ix.
Teknik hubungan yang dipaksakan (forcedrelationships)
kini
merupakan teknik kreatif yang mencakup beberapa cara untuk melihat kemungkinan dan kombinasi baru dari objek atau gagasan, yang tidak pernah kelihatan ada jika tidak dicoba untuk dipaksakan. Ada babarapa cara yang dapat digunakan, antara lain adalah teknik mendaftar dan teknik katalog.
merupakan teknik kreatif yang mencakup beberapa cara untuk melihat kemungkinan dan kombinasi baru dari objek atau gagasan, yang tidak pernah kelihatan ada jika tidak dicoba untuk dipaksakan. Ada babarapa cara yang dapat digunakan, antara lain adalah teknik mendaftar dan teknik katalog.
Teknik-teknik kreatif tingkat teknik kreatif tingkat kedua ini pada
intinya ingin mengupayakan agar pembelajar lebih meluaskan pemikiranya serta melakukan
peran serta dalam kegiatan-kegiatan yang lebih majemuk dan menantang. Dalam
teknik ini akan lebih terasa betapa penting pola berpikir divergen untuk memecahkan
masalah secara efektif. Secara seingkat berikut ini akan menguraikan beberapa
teknik kreatif tingkat kedua, antara lain:
1)
Teknis analis morfologis. Teknik analis morfologis
ini merupakan gabungan teknik-teknik kreatif tingkat pertama yang telah
dikemukakan, yaitu teknik sumbang saran, teknik hubungan yang dipaksakan, dan
teknik penyusunan sifat. Teknik ini bertujuan agar pembelajar mampu
mengidentifikasi ide-ide baru, dengan cara mengkaji secara cermat bentuk dan
struktur masalah. Dengan mencermati struktur dari bagian-bagian utama dari
masalah, pembelajar dapat mengembangkan berbegai alternatif atau
gagasan-gagasan dari kombinasi unsur-unsur yang baru.
2)
Teknik bermain peran dan sosiodrama. Bermain peran
dan sosiodrama merupakan teknik pembelajaran untuk menghadapi proses pemikiran
dan perasaan yang majemuk secara efektif. Teknik ini mengupayakan agar
pembelajar dapat menangani konflik, stres, dan masalah yang timbul dari
pengalaman dalam kehidupanya.
3)
Synectics. Oleh penemuan synectics ini W.j.j.
Gordon (1980), teknik synectics merupakan teknik mempertemukan bersama berbagai
macam unsur dengan menggunakan kiasan (metafor) untuk memperoleh suatu
pandangan yang baru. Ada dua prinsip dasar dalam teknik ini adalah, pertama,
membuat yang asing menjadi yang lazim; dan kedua,membuat yang lazim menjadi
yang asing, keduanya melalui kiasan dan analogi. Analogi disini dimaksudkan
sebagai suatu pernyataan yang mengungkapkan kesamaan antara hal-hal atau
gagasan-gagasan atas dasar pembandingan.
3.
Teknik kreatif tingkat ketiga
Dalam tingkat ketiga ini teknik kreatif mengupayakan keterlibatan pembelajar
dalam masalah dan tantangan nyata. Ini bermaksud agar kegiatan pembelajaran
akan lebih bermakna bagi para pembelajar untuk menghadapi masalah nyata dalam
kehidupanya. Pada tahap ini pembelajar telibat langsung dalam pengajuan
pertanyaan secara mandiri dan diarahkan sendiri. Adapun teknik yang digunakan dalam
tingkat ketiga ini adalah teknik pemecahan masalah (PMK) secara kreatif. PMK
ini merupakan teknik yang sistematik dalam mengorganisasi dan mengolah
keterangan dan gagasan, sehingga masalah dapat dipahami dan dipecahkan secara
imajinatif. Pemikiran yang logis, analitik dan divergen akan terlibat keras
dalam teknik ini.
Merancang suatu desain pembelajaran
yang sifatnya amat khusus bagi anak kreatif adalah tugas yang paling kompleks
dan yang paling sering diriset oleh para pakar, dan masih jauh dari pada
sempurna. Namun begitu ada beberapa petunjuk yang dapat kita peroleh dalam
merancang kegiatan ini. Dengan beranjak dari pengertian bahwa anak kreatif
terus menerus memerlukan stimulasi mental untuk mencapai perkembangan unik yang
optimal, maka Renzulli ( Clark, 1986) memaparkan tujuh langkah kunci dalam
merancang suatu desain pembelajaran, yaitu mencakup :
a.
Seleksi dan latihan guru.
b.
Pengembangan kurikulum berdiferensiasi dalam
berbagai bidang untuk memenuhi kebutuhan belajar dalam segi akademis dan seni.
c.
Prosedur identifikasi jamak.
d.
Pematokan sasaran program yang sifatnya
terdiferensiasi.
e.
Orientasi staf dan peningkatan sikap kerja sama.
f.
Rencana evaluasi.
g.
Peningkatan administrative.
Suatu panitia khusus dalam setiap sekolah perlu diadakan, terdiri dari
kepala sekolah guru, orang tua, konselor dan pegawai administrasi yang bertanggung
jawab atas kegiatan sehari-hari perlu dibentuk dalam merancang program ini. Program
seperti itu harus memenuhi beberapa kriteria kunci (Clark,1986), yaitu program
itu harus:
-
Memberi kesempatan dan pengalaman yang sifatnya
khusus sehingga mereka terus-menerus dapat mengembangkan potensinya.
-
Mengembangkan lingkungan bermutu untuk meningkatkan
intelegensi, bakat, perkembangan afektif dan intuitif.
-
Memberi peluang untuk pertisipasi aktif dan
kooperatif antar siswa maupun dengan orang tua.
-
Menyiapkan tempat, waktu, dan stimulasi bagi siswa
berbakat untuk menentukan sendiri kemampuanya.
-
Memberi peluang pada siswa berbakat untuk bertemu
berbagai
individu berbakat untuk merasa tertantang mengembangkan dirinya.
individu berbakat untuk merasa tertantang mengembangkan dirinya.
-
Memberi stimulasi pada siswa berbakat untuk
menentukan bidang
yang akan digelutinya dalam evolusi manusia dan menemukan apa
yang dapat mereka kontribusikan.
yang akan digelutinya dalam evolusi manusia dan menemukan apa
yang dapat mereka kontribusikan.
Ini informasi yang sangat saya butuhkan. bosen dengan cara mengajar yang biasa, tinggalkan itu saja
BalasHapus